Rabu, 22 Desember 2010

Lima Tahap Perkembangan Konflik

STORMING : KONFLIK DALAM KELOMPOK >Munculnya disagreement, pertengkaran dan friksi diantara anggota kelompok yang melibatkan kata-kata, emosi dan tindakan. Tahap-tahap perkembangan konflik:
1. Disagreement >perlu segera diindentifikasi disagreementnya: • apakah benar-benar ada atau sekedar kesalahpahaman • apakah perlu segera ditangani atau terselesaikan sendiri • jika benar-benar ada dan menyangkut beberapa faktor situasional minor

2. Confrontation >dua orang atau lebih saling bertentangan -> verbal attack. >diakhir tahap ini, tingkat koalisi (sub kelompok dalam kelompok) dimana anggota kelompok menjadi terpolarisasi (membentuk blok-blok).

3. Escalation >pada tahap ini, anggota kelompok menjadi semakin kasar, suka memaksa, mengancam, sampai pada kekerasan fisik -> timbul mosi tidak percaya (distrust), frustasi dan negatif reciprocity.

4. Deescalation >berkurang atau menurunnya konflik >anggota mulai sadar waktu dan energi yang terbuang sia-sia dengan berdebat
Mekanisme pengolahan konflik:
a. Negosiasi : secara interpersonal sengan asumsi bahwa tiap orang akan mendapatkan keuntungan dengan adanya situasi – distributive issues : negosiasi berhasil, satu pihak puas, pihak yang lain mengikuti karena pihak yang lain itu memiliki power – integrative issues : negosiasi berhasil, kedua pihak merasa puas (win win solution) b. Membangun kepercayaan : dengan mengkomunikasikan keinginan individu secara hati-hati dan harus konsisten antara apa yang diomongkan dengan perilaku aktualnya

5. Conflict Resolution >tiap konflik sampai pada tahap ini, meskipun tidak semua pihak puas akan hasilnya



Sumber : Handout Psikologi Kelompok, (Oleh : Klara Innata Arishanti, S.Psi)

Penyebab Konflik

1. Interdepence >tidak semua interdependence menyebabkan konflik, jika:
a. ada kerjasama antar anggota dalam interdepence shg konflik ↓
b. ada kompetisi antar anggota dalam interdepence shg konflik ↑ Deutch (1949): >pure cooperation -> promotive interdependence : dengan menolong >pure competition -> contrient interdependence : anggota bisa meraih tujuannya hanya jika anggota lain gagal memilihnya
2. Influence stategies >strategi-strategi untuk mempengaruhi orang lain, ancaman, hukuman dan negatif reinforcement -> meningkatkan konflik
3. Misunderstanding dan misperception

Sumber : Handout Psikologi Kelompok, (Oleh : Klara Innata Arishanti, S.Psi)

Penyebab Konflik

Individu-individu dalam organisasi mempunyai banyak tekanan pengoperasian organisasional yang menyebabkan konflik. Secara lebih konsepsual Litterer mengemukakan empat penyebab konflik organisasional, yaitu:

1. Suatu situasi dimana tujuan-tujuan tidak sesuai.
2. Keberadaan peralatan-peralatan yang tidak cocok atau alokasi-alokasi sumber daya yang tidak sesuai.
3. Ketidak tepatan status suatu masalah.
4. Perbedaan persepsi.

Di dalam organisasi terdapat empat bidang struktural, dan di bidang itulah konflik sering terjadi, yaitu:

* Konflik hirarkis, adalah konflik antara berbagai tingkatan organisasi.
* Konflik fugsional, adalah konflik antara berbagai departemen fungsional organisasi.
* Konflik lini-staf, adalah konflik antara lini dan staf.
* Konflik formal-informal, adalah konflik antara organisasi formal dengan organisasi informal

Nilai-nilai Konflik

1. Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.
2. Menurut Gibson, et al (1997: 437), hubungan selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing – masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri – sendiri dan tidak bekerja sama satu sama lain.
3. Menurut Robbin (1996), keberadaan konflik dalam organisasi dalam organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah menjadi kenyataan.
4. Dipandang sebagai perilaku, konflik merupakan bentuk minteraktif yang terjadi pada tingkatan individual, interpersonal, kelompok atau pada tingkatan organisasi (Muchlas, 1999). Konflik ini terutama pada tingkatan individual yang sangat dekat hubungannya dengan stres.
5. Menurut Minnery (1985), Konflik organisasi merupakan interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan.
6. Konflik dalam organisasi sering terjadi tidak simetris terjadi hanya satu pihak yang sadar dan memberikan respon terhadap konflik tersebut. Atau, satu pihak mempersepsikan adanya pihak lain yang telah atau akan menyerang secara negatif (Robbins, 1993).
7. Konflik merupakan ekspresi pertikaian antara individu dengan individu lain, kelompok dengan kelompok lain karena beberapa alasan. Dalam pandangan ini, pertikaian menunjukkan adanya perbedaan antara dua atau lebih individu yang diekspresikan, diingat, dan dialami (Pace & Faules, 1994:249).
8. Konflik dapat dirasakan, diketahui, diekspresikan melalui perilaku-perilaku komunikasi (Folger & Poole: 1984).
9. Konflik senantisa berpusat pada beberapa penyebab utama, yakni tujuan yang ingin dicapai, alokasi sumber – sumber yang dibagikan, keputusan yang diambil, maupun perilaku setiap pihak yang terlibat (Myers,1982:234-237; Kreps, 1986:185; Stewart, 1993:341).
10. Interaksi yang disebut komunikasi antara individu yang satu dengan yang lainnya, tak dapat disangkal akan menimbulkan konflik dalam level yang berbeda – beda (Devito, 1995:381)

Manfaat seseorang masuk ke dalam suatu kelompok

Mengutip tulisan dari Handout Psikologi Kelompok tulisan Ibu Klara Innata, Spsi. Terdapat beberapa keuntungan masuk kelompok yaitu ;
1. Social Interaction
Adanya hubungan interaksi sosial yang terjadi didalam suatu kelompok.
2. Social Support
• Social Approval
• Belief Confirmation
Persetujuan dari lingkungan apa yang dilakukan seorang individu mendapat persetujuan dari kelompoknya.
3. Group Member Characteristic
• Competence
• Physical Attractiveness
REFERENSI : Arishanti, Kiara Inata. 2005. Handout Psikologi Kelompok. Universitas Gunadarma : Depok

Kelompok sosial dan klasifikasinya

Kelompok sosial adalah kesatuan sosial yang terdiri dari dua atau lebih individu yang mengadakan interaksi sosial serta ada pembagian tugas, struktur dan norma yang ada.

Terdapat 4 Jenis Kelompok Sosial antara lain :
Kelompok Primer
Merupakan kelompok yang didalamnya terjadi hubungan interaksi sosial yang anggotanya saling mengenal dekat dan berhubungan erat dalam kehidupan. Sedangkan menurut Goerge Homans kelompok primer merupakan sejumlah orang yang terdiri dari beberapa orang yang sering berkomunikasi dengan lainnya sehingga setiap orang mampu berkomunikasi secara langsung (bertatap muka) tanpa melalui perantara. Misalnya: keluarga, RT, kawan sepermainan, kelompok agama, dan lain-lain.

Kelompok Sekunder
Jika interaksi sosial terjadi secara tidak langsung, berjauhan, dan sifatnya kurang kekeluargaan. Hubungan yang terjadi biasanya bersifat lebih objektif. Misalnya: partai politik, perhimpunan serikat kerja dan lain-lain.

Kelompok Formal
Pada kelompok ini ditandai dengan adanya peraturan atau Anggaran Dasar (AD), Anggaran Rumah Tangga (ART) yang ada. Anggotanya diangkat oleh organisasi. Contoh dari kelompok ini adalah semua perkumpulan yang memiliki AD/ART.

Kelompok Informal
Merupakan suatu kelompok yang tumbuh dari proses interaksi, daya tarik, dan kebutuhan-kebutuhan seseorang. Keanggotan kelompok biasanya tidak teratur dan keanggotaan ditentukan oleh daya tarik bersama dari individu dan kelompok Kelompok ini terjadi pembagian tugas yang jelas tapi bersifat informal dan hanya berdasarkan kekeluargaan dan simpati Misalnya: kelompok arisan

REFERENSI : Arishanti, Kiara Inata. 2005. Handout Psikologi Kelompok. Universitas Gunadarma : Depok

Jenis - Jenis Organisasi

Organisasi → sekumpulan orang yang mempunyai tujuan yang sama dan
struktur yang sangat jelas
Organisasi Sosial
a.Organisasi Normatif
Adalah pihak elit menjalankan organisasi/ mengawasi anggota lebih dominan menggunakan kekuasaan normatif (persuasif). Bentuk partisipasi anggota adalah dengan komitmen moral.
b. Organisasi Utilitarian
Adalah pihak elit mengawasi anggota dominan menggunakan kekuasaan utilitarian. Partisipasi anggota berdasarkan komitmen perhitungan yaitu pemikiran hubungan bisnis, sangat perhitungkan untung rugi.
c. Organisasi Koersi
Adalah pihak elit menggunakan kekuasaan koersi dalam mengawasi anggotanya. Koersi adalah segala jenis paksaan, ancaman, dan intimidasi yang digunakan untuk mempengaruhi perilaku orang lain.

Overview Proses Dasar Dalam Kelompok

overview proses dasar dalam kelompok
A. Overview Proses Dasar Dalam Kelompok-Tahapan proses dasar yang terjadi dalam kelompok

Tahap Pertumbuhan Kelompok

Manusia baik sebagai individu maupun sebagai mahluk sosial selalu berupaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk memenuhi kebutuhannya itu, manusia melakukan berbagai upaya. Upaya tersebut selalu berpedoman kepada pengetahuan kebudayaan yang dimiliki dan digunakannya untuk mempersepsi suatu obyek yang dihadapinya dan setelah disertai dengan harapan-harapan tertentu terhadap obyek, kemudian ia bertindak sesuatu atau berperilaku tertentu terhadap obyek tersebut, baik berupa benda-benda maupun manusia lain. Hampir tidak ada upaya seorang individu yang tidak bersentuhan atau tidak memerlukan campur orang lain. Oleh karena itu manusia selalu memerlukan kehidupan berkelompok.

Sumber :
file.upi.edu/Direktori/A%20.../Modul-4-Dinamika%20Kelompok.pdf

Ketertarikan Interpersonal

ketertarikan interpersonal adalah kecenderungan untuk mengevaluasi individu lain dengan penilaian positif secara konsisten.

ada beberapa faktor:

1. DAYA TARIK FISIK, pada sebagian orang ini faktor yang tidak adiluntuk dijadikan kriteria bagi seseorang untuk disukai orang lain.Daya tarik fisik memang berpengaruh menurut penelitian.tetapi kekuatan daya tarik fisik akan melemah jika yang dicari adalah hubungan jangka panjang.
2. KEDEKATAN, dekat disini dekat secara fisik atau lingkungan.
Hal yang membuat kedekatan ini dapat menjadi ketertarikan karena:
1. Semakin dekat tempat, kemungkinan bertemu semakin sering,
2. Informasi tentang orang-orang yang berada di sekeliling anda dapat lebih mudah didapat,
3. Kemungkinan untuk berinteraksi lebih besar.
Jika anda salah satu yang percaya bahwa ada seseorang yang menunggu anda di luar sana, bisa saja orang itu ada di dekat anda.
3. MERASA DEKAT, Salah satu alasan mengapa kedekatan dapat menciptakan rasa suka karena meningkatkan perasaan familiar. Efek perasaan familiar menimbulkan ketertarikan adalah fenomena yang sangat umum.
4. KEMIRIPAN, bahwa orang yang berlawanan menimbulkan daya tarik. Salah satu alasan mengapa kemiripan dapat menghasilkan rasa suka karena orang lebih menghargai opini dan pilihan mereka sendiri dan senang bersama orang yang mengabsahkan pilihannya. Walaupun demikian, kepribadian yang berlawanan dapat juga menarik jika saling melengkapi (komplementer) terutama dalam hal dominasi (Markey, 2007), orang yang dominan akan lebih menyukai pasangan yang seringnya mengalah dan sebaliknya.
5. SOCIAL REWARD, Seseorang cenderung mengulangi tingkah lakunya jika mereka mendapatkan penghargaan atau keuntungan.

sumber: http://psipop.blogspot.com/2009/08/ketertarikan-interpersonal.html

Definisi Psikologi Massa

Massa (mass) atau crowd adalah suatu bentuk kumpulan (collection) individu-individu, dalam kumpulan tersebut tidak terdapat interaksi dan dalam kumpulan tersebut tidak terdapat adanya struktur dan pada umumnya massa berjumlah orang banyak dan berlangsung lama.

a. Massa menurut Gustave Le Bon (yang dapat dipandang sebagai pelopor dari psikologi massa) bahwa massa itu merupakan suatu kumpulan orang banyak, berjumlah ratusan atau ribuan, yang berkumpul dan mengadakan hubungan untuk sementara waktu, karena minat dan kepentingan yang sementara pula. Misal orang yang melihat pertandingan sepak bola, orang melihat bioskol\p dan lain sebagainya (Lih, Gerungan 1900).

b. Massa menurut Mennicke (1948) mempunyai pendapat dan pandangan yang lain shingga ia membedakan antara massa abstrak dan massa konkrit. Massa abstrak adalah sekumpulan orang-orang yang didorong oleh adanya pesamaan minat, persamaan perhatian, persamaan kepentingan, persamaan tujuan, tidak adanya struktur yang jelas, tidak terorganisir. Sedangkan yang dimaksud dengan massa konkrit adalah massa yang mempunyai ciri-ciri:
1) Adanya ikatan batin, ini dikarenakan adanya persamaan kehendak, persamaan tujuan, persamaan ide, dan sebagainya.

2) Adanya persamaan norma, ini dikarenakan mereka memiliki peraturan sendiri, kebiasaan sendiri dan sebagainya.

3) Mempunyai struktur yang jelas, di dalamnya telah ada pimpinan tertentu.

Antara massa absrak dan massa konkrit kadang-kadang memiliki hubungan dalam arti bahwa massa abstrak dapat berkembang atau berubah menjadi konkrit, dan sebaliknya massa konkrit bisa berubah ke massa abstrak. Tetapi ada kalangan massa abstrak bubar tanpa adanya bekas. Apa yang dikemukakan oleh Gustave Le Bon dengan massa dapat disamakan dengan massa abstrak yang dikemukakan oleh Mennicke, massa seperti ini sifatnya temporer, dalam arti bahwa massa itu dalam waktu yang singkat akan bubar.

c. Massa menurut Park dan Burgess (Lih. Lindzey, 1959) membedakan antara massa aktif dan massa pasif, massa aktif disebut mob, sedangkan massa pasif disebut audience. Dalam mob telah ada tindakan-tindakan nyata misalnya dimontrasi, perkelahian massal dan sebagianya. Sedangkan pada tindakan yang nyata, misal orang-orang yang berkumpul untuk menjadi mob, sebaliknya mob dapat berubah menjadi audience.


sumber:http://www.mizan-poenya.co.cc/2010/08/makalah-psikologi-sosial.html

Individu dalam Massa

1. Penggalak : memuji, menyetujui, menerima, menunjukan kehangatan dan kesetiakawanan 2. Wasit : melerai pertikaian antar anggota
3. Kompromis : menawarkan kompromi
4. Pengamat : menyimpan catatan berbagai aspek proses massa
5. Pengikut : mengikuti kegiatan / aktivitas massa ; pasif
6. Penjaga gawang : mambuka saluran komunikasi dengan mendorong partisipasi yang lain 7. Agresor ; merendahkan status yang lain
8. Penghambat : bersikap negatif, selalu menolak dan membantah
9. Pencari muka : sering membual
10. Pengungkap diri : pengungkap perasaan
11. Dominator : menguasai orang lain
12. Help seeker : berusaha menarik simpati

sumber : psikologi massa – Drs. H. Dedi Herdiana

Massa Aktif

Massa aktif yang disebut dengan mob, mob adalah kerumunan yang cenderung merusak dan melakukan tindakan kekerasan. Mob terbentuk karena telah adanya tindakan-tindakan nyata, misalnya demonstrasi, perkelahian massal, tawuran dsb Menurut Mc Laughlin, ada 3 kondisi yang melatarbelakangi, yaitu:
* adanya permasalahan yang cukup serius
* upaya penyelesaian masalah yang tertunda
* adanya keyakinan dalam kelompok massa bahwa masalah tersebut harus diselesaikan Faktor-faktor yang menyebabkan massa aktif :
* • perasaan tidak puas → bertukar pikiran → ide baru → perbuatan yang selalu diulang →jika sudah matang ‘massa’
* • tekanan jiwa masyarakat → memuncak dan meledak


sumber : klara_ia.staff.gunadarma.ac.id/

Dinamika Gerakan Massa

Jenis-jenis Gerakan Massa (Danzigers)
1. Gerakan Massa Progresif → merombak norma lama, membentuk norma baru
2. Gerakan Massa Status Quo → mempertahankan norma lama (konservatif)
3. Gerakan Massa Reaksioner → orang yang bersikap untung-untungan → lebih lunak/fleksibel, tidak tegas yang penting golongannya tidak
dirugikan

Penyebab Gerakan Massa
Salah satu pandangan berpendapat bahwa manusia itu merupakan individu yang mempunyai dorongan-dorongan atau keinginan-keinginan yang pada prinsipnya membutuhkan pemuasan atau pemenuhan. Tetapi dalam kenyataannya tidak semua dorongan atau keinginan itu dapat dilaksanakan secara baik. Dorongan atau keinginan yang tidak memperoleh pelepasan, terdorong dan tersimpan dalam alam bawah sadar, yang pada suatu ketika akan muncul kembali diatas sadar bila keadaan memungkinkan.
Salah satu pendapat yang dikemukakan oelh Freud bahwa struktur pribadi manusia terdiri dari 3 bagian, yaitu das es atau the id, yaitu berupa dorongan- dorongan yang pada dasarnya dorongan-dorongan tersebut membutuhkan pemenuhan, ingin muncul dan ingin keluar. Yang kedua adalah das ich atau the ego, yang merupakan sensor untuk menyesuaikan dengan keadaan sekitarnya terutama dengan norma-norma. Yang ketiga, yaitu das uber ich atau the super ego, merupakan kata hati yang berhubungan dengan moral baik buruk.
Dalam kehidupan bermasyarakat adanya norma-norma tertentu yang merupakan pedoman-pedoman yang membatsi gerak atau perilaku anggota masyarakat. Dengan adanya norma-norma itu sebagai anggota masyarakat yang baik tidak dapat berbuat seenaknya. Ini berarti bahwa norma-norma itu berfungsi menyesuaikan dengan keadaan lingkungan, yaitu menyesuaikan dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat.
Atas dasar uraian diatas dapat dikemukakan salah satu analisis mengenai perbuatan massa adalah berdasarkan atas faktor psikologis yang mendasarinya, yaitu orang bertindak dalam massa atas dorongan-dorongan yang muncul dari bawah sadar yang semula ditekannya. Karena itu bila banyak hal ditekan merupakan suatu pertanda yang kurang baik, sebab pada suatu waktu dapat muncul dipermukaan bila keadaannya memungkinkan, slah satu bentuk adalah dalam massa.

Proses Dinamika Gerakan Massa
1. Pemusatan perhatian
2. Penciptaan suasana kebersamaan
3. Pusat rasa kagum dan perasaan berada pada suatu massa
4. Pemimpin membayar massa kemana aktivitas akan massa akan dituju

Munculnya Gerakan Massa

Ada 3 tahap dalam setiap munculnya gerakan massa:
1. Periode inkubasi Ini merupakan kunci munculnya gerakan massa, menjelaskan tentang inkubasi faktor-faktor penyebab munculnya ketegangan structural. Diawali oleh munculnya perubahan structural masyarakat yang terjadi akibat perkembangan yang mengarah pada struktur yang bertingkat-tingkat dan struktur social yang berbeda-beda.
2. Periode Aksi Periode ini dianggap sebagai munculnya aksi yang diperlihatkan dalam gerakan spontanitas, yang cenderung anomie. Gerakan massa ketika sudah berubah ke tingkat aksi ini, maka perlu diupayakan adaptasinya atau penyelesaian.
3. Periode Adaptasi Periode ini merupakan pelaksanaan kontrol sosial (operation of social control), sebagai suatu proses pengadaptasian gerakan yang sudah muncul ke permukaan (adaptation or institutionalization period).
Menurut Smelser, ada dua cara dalam periode ini:
a) Dengan cara aksi represif, melalui pendudukan lokasi gerakan dengan tekanan-tekanan.
b) Dengan cara mengidentifikasi nature of movement itself, yaitu upaya memahami gerakan massa dari sifat dasarnya

Penyebab Gerakan Massa

Penyebab munculnya Gerakan Massa
Menurut Smelser, sebab-sebab yang menimbulkan gerakan massa ada 6, yaitu:
1. Kondusifitas struktural (structural condusivesness)
2. Ketegangan struktural (structural strain)
3. Tersebarnya kepercayaan/keyakinan yang umum (spread of the generalized belief)
4. Faktor-faktor yang mempercepat (precipitating factor)
5. Mobilisasi partisipan untuk bertindak/aksi (mobilization of participants for action)
6. Pelaksanaan kontrol sosial (operation of social control)

Kesalahan psikologi tentang kerumunan (perilaku massa)

Reicher & Potter (1985) mengidentifikasi adanya lima tipe kesalahan mendasar dalam psikologi tentang kerumunan (perilaku massa) di masa lalu dan masa kini. Kesalahan-kesalahan itu, meliputi yaitu:
(1) abstraksi tentang episode kerumunan bersumber dari konflik antar-kelompok,
(2) kegagalan untuk menjelaskan proses dinamikanya,
(3) terlalu dibesar-besarkannya anonimitas keanggotaannya,
(4) kegagalan memahami motif anggota kerumunan, dan
(5) selalu menekankan pada aspek negatif dari kerumunan.

Reicher (1987), Reicher & Potter (1985) selama ini melihat adanya dua bentuk bias dalam memandang teori kerumunan (crowds) yaitu bias politik dan bias perspektif. Bias politik terjadi karena teori kerumunan disusun sebagai usaha mempertahankan tatanan sosial dari mob dan tindakan kerumunan selalu dipandang sebagai konflik sosial. Sementara itu bias perspektif terjadi karena para ahli hanya berperan sebagai orang luar (outsider) yang hanya mengamati masalah tersebut. Akibatnya, terjadi kesalahan dalam memandang tindakan kerumunan secara objektif.

Massa Pasif

Massa pasif yang disebut dengan audience adalah kumpulan orang – orang yang belum melakukan tindakan nyata, misalnya orang-orang berkumpul untuk mendengarkan ceramah, menonton pertunjukan seperti sepakbola, dll.

sumber : klara_ia.staff.gunadarma.ac.id/

Massa Konkrit

berikut :

a. adanya ikatan batin, ini dikarenakan adanya persamaan kehendak, persamaan tujuan, persamaan ide, dan sebagainya
b. adanya persamaan norma, ini dikarenakan mereka memiliki peraturan sendiri, kebiasaan sendiri
c. mempunyai struktur yang jelas, di dalamnya telah ada pimpinan tertentu
d. bersifat dinamis dan emosional Antara masssa abstrak dan massa konkrit kadang-kadang mempunyai hubungan, dalam arti bahwa masa abstrak dapat berkembang atau berubah menjadi massa yang konkrit dan sebaliknya masa konkrit dapat berubah menjadi massa abstrak.
Tetapi ada kalanya masa abstrak bubar dalam waktu yang singkat

Massa Abstrak

Massa abstrak adalah sekumpulan orang-orang yang didorong oleh adanya pesamaan minat, persamaan perhatian, persamaan kepentingan, persamaan tujuan, tidak adanya struktur yang jelas, tidak terorganisir. Massa abstrak adalah kumpulan orang – orang yang sama sekali belum mempunyai ikatan satu kesatuan, norma, tujuan dan motif, tidak adanya struktur yang jelas.

Alasan – alasan munculnya massa abstrak tersebut adalah :
a. adanya suatu kejadian yang menarik
b. individu mendapat ancaman dan ia membutuhkan perlindungan
c. kebutuhan tidak dapat terpenuhi
d. adanya kesamaan minat, perhatian dan kepentingan yang sama

Kelompok Efektif dan Tidak Efektif

Mengfungsikan kelompok secara efektif
Ajarkanlah kepada mahasiswa, peraturan yang berlaku untuk kelompok.
Anggota kelompok diharapkan :

« Berbagi tugas dan peralatan.
« Bekerja sama satu dengan yang lain dengan menggunakan bahasa yang santun dan suara yang baik
« Bersedia mendengarkan pendapat anggota yang lain
« Menghormati anggota yang lain dengan cara bersikap sopan dan memberikan komentar positif terhadap hasil kerja.
« Membantu satu sama lain, terutama bila ada anggota yang mendapat kesulitan.
« Bekerja sama menyiapkan gagasan, presentasi atau proyek yang bagus.
« Membuat catatan pribadi selama berada dalam kelompok.

1. Tetapkan apakah anda menginginkan kelompok yang homogen atau heterogen, serta tentukan jumlah anggota dalam setiap kelompok,. Kelompok homogeny terdiri dari siswa yang mempunyai kebutuhan serta kemampuan yang kurang lebih sama, kelompok heterogen terdiri dari siswa dengan berbagai kebutuhan dan kemampuan berbeda.

2. Tentukan harapan-harapan anda. Terutama mengenai apa yang anda ingin lakukan oleh kelompok itu, dimana, dan kapan? Pahami pila tujuannya.

3. Rencanakan wilayah kerja serta bahan-bahan yang diperlukan sebelum siswa dikelompokkan.

4. Sebelum kelompok dibentuk, berilah pengarahan yang sejelas-jelasnya, baik secara lisan maupun tertulis, aturlah waktu untuk memilih peran kelompok dan bertukar pikiran, dan tetapkan prosedur evaluasi, baik untuk kelompok maupun untuk masing-masing anggota kelompok.

5. Apabila siswa secara individu ingin berperan dalam kelompoknya, (misalnya menjadi ketua kelompok, pembicara, illustrator, dll) jelaskan terlebih dahulu perannya dan cara pembentukannya sebelum kelompok terbentuk.

6. Begitu kelompok mulai bekerja, hendaknya anda berkeliling dari kelompok satu ke kelompok lain dan berikan semangat.

7. Agar cara-cara membentuk kelompok tetap segar, cobalah mencari cara-cara yang inovatif lainnya.

8. Tambahkan unsur-unsur kompetitf dalam pembentukan kelompok.


Sumber : http://foryourpsycho.blogspot.com/2010/10/teori-produktivitas-kelompok-dalam.html

Ciri-ciri Komunikasi Massa

Ciri-ciri Komunikasi Massa
Ciri-ciri komunikasi massa
1. Menggunakan media masa dengan organisasi (lembaga media) yang jelas.
2. Komunikator memiliki keahlian tertentu
3. Pesan searah dan umum, serta melalui proses produksi dan terencana
4. Khalayak yang dituju heterogen dan anonim
5. Kegiatan media masa teratur dan berkesinambungan
6. Ada pengaruh yang dikehendaki
7. Dalam konteks sosial terjadi saling mempengaruhi antara media dan kondisi masyarakat serta sebaliknya.
8. Hubungan antara komunikator (biasanya media massa) dan komunikan (pemirsanya) tidak bersifat pribadi.


sumber :wikipedia

Dyad

Komunikasi atau interaksi di antara dua orang (dyad membahas, self-disclosure itu merupakan salah satu karakteristik Kelompok-kelompok tersebut kita ikuti secara sukarela.
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah : The dyad family Keluarga yang terdiri dari suami dan anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok
PBL memiliki karakteristik-karakteristik sebagai 2 berikut: (1) belajar dimulai Teknik MURDER yang menggunakan sepasang anggota dyad dari kelompok beranggotakan 4 orang

sumber : http://mediaindonesia.co.cc/search/label/karakteristik+kelompok+dyad

Psikologi Kelompok

Psikologi Kelompok

1. Psikologi kelompok dari segi persepsi berdasarkan asumsi bahwa anggota kelompok sadar dan mempunyai persepsi bersama akan hubungan mereka dengan anggota lain.
Misalnya adalah definisi yang dikemukakan oleh Smith, 1945 (dalam Shaw,1979:4):
We may define a social group as a init consisting of a plural number of separate organisms (agents)who have a collective perception of their unity and who have the ability to act or are acting in a unitary manner loward their environment.
Dalam hal ini, Smith menggunakan istilah social group sebagai suatu unit yang terdiri atas beberapa anggota yang mempunyai persepsi bersama tentang kesatuan mereka.


2. Pengertian yang didasarkan pada motivasi misalnya dikemukakan oleh Bass (dalam Shaw,1979:7), “We define group as a collection of individual whose existence as a collection is rewarding to the individuals.” Titik berat pengertian lebih pada adanya rewarding dari kelompok terhadap individu-individu yang ada dalam kelompok. Bass menggunakan istilh group bukan social group.

3. Pengertian kelompok atas dasar tujuan adalah dekat dengan definisi atas dasar motivasi. Misalnya, pengertian kelompok yang dikemukakan oleh Mills (dalam Shaw,1979:8) menyatakan, “Just what are these small groups we are referring to? To put it simply, they are units composed of two or more personts who come into contact for purpose and who consider the contact meaningful.” Dari apa yang disimpulkan oleh Mills, kesimpulannya adalah titik berat dalam pengertian psikologi kelompok dilihat dari adanya purpose atau tujuan dan memandang kontak dalam kelompok adalah meaningful.
Oleh karena itu, seperti telah dipaparkan sebelumnya tinjauan atas dasar tujuan tidak jauh berbeda dengan tinjauan atas dasar motivasi. Dalam hal ini, Mills menggunakan istilah the small group, bukan social group atau hanya group.

4. Pengertian kelompok yang dilihat dari segi interdependensi, yaitu saling bergantung satu dengan yang lain. Misalnya adalah definisi yang dikemukakan oleh Fiedler (dalam Shaw, 1979:9), yaitu: By this terms (group) we generally mean a set of individuals who share a common fate, that is who are interdependent in the sense that an event which affects one member is likely to affect all. Apabila kita analisis pandangan atas dasar interdependensi tidaklah jauh berbeda dengan pandangan atas dasar ineraksi.

5. Contoh pandangan atas dasar interaksi dapat dikemukakan sebagai berikut: A group is a number of people in interaction with one another, and it is this interaction processthat distinguishes group from an aggregate (Bonner dalam Shaw, 1979:10).

6. Pengertian kelompok atas dasar struktur dapat mengambil contoh pendapat dari Sherif dan Sherif sebagai berikut: A group is a social unit which consist a number of individuala who stand in (more or less) definite status and roles relationships to one another and which possesses a set of values or norms of its own regulating the behavior of individual members, at last in matter of consequence to group (Sherif dan Sherif, 1956 dalam Johnson dan Johnson, 2000).

Sumber: Walgito,Bimo.2007.Psikologi Kelompok.Yogyakarta:ANDI.